Rabu, 19 September 2018

laporan dasar dasar ilmu tanah Profil tanah


Laporan Praktikum
Dasar Dasar Ilmu Tanah


PROFIL TANAH

 






Di susun Oleh :







  Oleh :

NAMA                   : HERI KURNIAWAN
NIM                        : G11115306
KELAS                   : DDIT E
KELOMPOK         : 13
ASISTEN               : NUR ISRA



LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di muka bumi. Tanah terbentuk dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja dalam masa yang sangat panjang. Tanah mempunyai organisasi dan morfologi. Tanah merupakan sistem tiga fase yaitu padat, cair dan gas yang selalu mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang. Tanah merupakan media bagi tumbuhan tingkat tinggi dan tempat hidup bagi hewan dan manusia (Gusli, 2015)
            Dalam rangka penelitian tanah, perlu adanya deskripsi ( penyifatan) profil tanah.dari pengamatan sifat-sifat tanah di lapangan serta disokong oleh hasil analisa contoh tanah di laboratorium yang diambil dari tiap horizon didalam profil, maka dapat ditentukan jenis tanah yang ada.Tiap jenis dan tipe tanah mempunyai suatu ciri yang khas dipandang dari sifat-sifat fisis maupun kimianya. Sehingga pada bagian ini akan dibahas menyangkut tanah –tanah yang memiliki horizon-horizon sebagai akibat berlangsungnya evolusi genetis di dalam tanah (Kusumawati, 2012)
            Tanah terbentuk dari berbagai proses fisik, kimia dan biologi yang menghasilkan lapisan-lapisan yang berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Dalam istilah tanah, lapisan tersebut dinamakan sebagai  horizon. Penampakan vertical dari tanah yang terdiri dari horizon-horizon disebiut profil tanah. Cepat atau lambatnya pembentukan horizon-horizon tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk tanah, diantaranya adalah: bahan induk, iklim, organisme hidup, topografi dan waktu. Kompenen tanah (mineral, organik, air dan udara) tersusun dalam membentuk tanah, tubuh tanah dibedakan atas horizon-horizon yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil proses pedogenesis(Gusli, 2015).
Bahan organik tanah dan kandungan bahan mineral berukuran sangat halus (koloid tanah) sehingga sangat sangat mempengaruhi sifat kimia tanah. Utamanya pH, kapasitas tukar karbon (KTK) dan kejenuhan basa.
Sehingga, dari hal tersebut maka  perlu dilakukan suatu praktikum mengenai pengamatan profil tanah.

1.2 Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan dilakukannya pengamatan profil tanah yaitu untuk mengetahui susunan lapisan tanah(solum) dan lapisan bahan induk,karakteristik tanah,  sifat-sifat fisik tanah yang diantaranya adalah tekstur tanah, struktur tanah, warna serta mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat fisik tanah.Kegunaan dari pengamatan profil tanah adalah untuk memperlihatkan adanya perbedaan dari setiap lapisan tanah dan karakteristik setiap lapisan tanah yang diamati.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Tanah
Profil tanah adalah penampang melintang (vertikal) tanah yang terdiri dari lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk. Solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk akibat proses pembentukan tanah. Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena adanya rongga-rongga udara (Pasaribu, 2007).
            Definisi lain dari profil tanah yaitu urutan-urutan horizon tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar dengan permukaan kulit bumi. Profil tanah dipelajari dengan mengenali tanah dengan lubang vertikal ke lapisan paling bawah. Warna, tekstur, ketebalan horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran atau konkresi merupakan sifat-sifat penting tanah yang selanjutnya menjadi parameter pengukuran profil tanah (Tim Asisten dan Dosen, 2010).
            Apabila kita menggali lubang pada tanah, maka kalau kita perhatikan dengan teliti pada masing-masing sisi lubang tersebut akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Di suatu tempat ditemukan lapisan pasir berselang-seling dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedang di tempat lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari liat, tetapi di lapisan bawah berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, di bagian tengah berwarna merah, dan lapisan atasnya berwarna kehitam-hitaman(Kartasapoetra dkk, 1985).
2.2 faktor-faktor pembentuk profil tanah
      2.2.1    Bahan Induk
Bahan yang merupakan asal tanah disebut sebagai bahan induk. Sedikit tanah yang berkembang secara langsung dari batuan di bawahnya. Kebanyakan tanah berkembang dari bahan-bahan dari tempat lain (Foth, 2007)
            Oleh karena batuan tersusun atas mineral-mineral yang beragam serta berbeda ketahanannya terhadap pelapukan, maka mineralogi bahan induk sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah, tipe produk pelapukan,  komposisi mineral dari tanah,  dan kesuburan kimia tanah. Konsolidasi dan ukuran partikel bahan induk juga berpengaruh atas permeabilitas air(Pairunan, 1985).

2.2.2   Topografi
Topografi miring mempergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah(Pairunan, 1985).

2.2.3    Waktu
Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama(Pairunan, 1985).
2.2.4    Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabka terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi). Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan suhu (Pairunan, 1985).

2.2.5    Organisme Hidup
Fungsi organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi tanah. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral.
            Lubang-lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air dan udara, meningkatkan pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan soil. Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses pembusukan bahan organik menjadi humus(Pairunan, 1985).
2.3Sifat-Sifat Tanah
Menurut Kusumawati (2012), Memperhatikan sifat-sifat tanah sangatlah penting, terutama apabila tanah itu akan digunakan sebagai areal tumbuhnya suatu tanaman. Adapun sifat-sifat tanah dibedakan menjadi :
1.Sifat Biologi Tanah
Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Dengan demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah (Pasaribu, 2007).
Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne (Pasaribu, 2007).
2.Sifat Fisika Tanah
Sifat fisika tanah adalah sifat yang bertanggung jawab atas peredaran udara, air, dan zat terlarut dalam tanah(Susi, 2013).
Dalam hal fraksi lempung merajai dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir, tanah dikatakan bertekstur halus atau lempungan. Oleh karena tanah bertekstur halus sering bersifat berat diolah karena sangat sulit dan lekat sewaktu basah dan keras sewaktu kering, tanah yang dirajai fraksi lempung juga disebut bertekstur berat (Notohadiprawiro, 1998).
3.Sifat Kimia Tanah
Sistem tanah tersusun oleh tiga fase yaitu padat, cairan, dan gas. Fase padat merupakan campuran mineral dan bahan organik dan membentuk jaringan kerangka tanah. Fase cairan yang juga disebut larutan tanah terdiri atas air dan zat-zat terlarut. Zat terlerut ini kadang berupa garam bebas dan seringkali ion dari garam-garam tersebut terikat pada lempung, bahan kolodial lainnya/zat organik terlarut. Fase gas atau udara tanah merupakan campuran dari beberapa gas. Kandungan dan komposisi udara tanah ditentukan oleh hubungan air tanah tanaman (Notohadiprawiro, 1998).

2.3 Horizon Tanah
Lapisan tanah di tubuh tanah tersebut merupakan hasil evolusi dan terdapat perbedaan sifat-sifat diantara horizon-horizonnya, baik itu yang yang terbentuk dari bahan organik, humus, besi, mineral-mineral, batuan dan lain sebagainya.
Ada enam horizon dan lapisan utama dalam tanah yang masing-masing diberi symbol dengan satu huruf capital yaitu (dari atas ke bawah) O, A, E, B, C dan horizon yang berbentuk batuan atau horizon R (Harjowigeno, 2003).Umumnya hampir semua profil-profilntanah telah memiliki dua atau lebih horizon-horizon utama. Sifat-sifat tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1.      O-Didominasi oleh bahan organik pecahan-pecahan mineral volumenya kecil dan beratnya biasa kurang dari separuhnya (Foth, 1984).
2.      E -Asam organic dan CO­yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk meresap ke bawah horizon E atau zona pencucian (Elevasi). Pencucian mineral lempung dan terlarut ini dapat membuat horizon tanah berwarna pucat seperti pasir (Hakim, 2007).
3.      B –Meupakan horizon alluvial, dimana terakumulasi liat sikilat, besi, aluminium, atau, humus yang umumnya berasal dari horizon A. Zona akumulasi kadang agak melempung dan berwarna merah atau coklat karena akibat kandungan hematite dan lionitnya (Pairunan, 1985).
4.      C - Merupakan suatu lapisan yang sukar dipengaruhi oleh proses-proses pembentukan tanah dan tidak memiliki sifat-sifat horizon lainnya(Henry D Foth, 1985).
5.      R –Batuan dibawah tanah seperti batuan granit, batuan pasir atau batuan kapur, kesemuanya termasuk ke dalam “consolidated bedrock”.

Kegunaanlangsungdaripengamatanprofiltanahiniantara lain untukmengetahui kedalamanlapisanolahatausolumtanah yang merupakan indicator potensikedalamanakartanamanuntukberpenetrasi, makindangkalberartimakin tipis sistemperakarannyasehinggajikamakinbesarbobotatautinggitanamanakanmakinmudahtanamanuntuktumbang. Kelengkapanataudifferensiasi horizon padaprofiltanahmerupakanindikatorumurtanahatau proses-proses pembentukan yang telahdilaluinya, makinlengkapataumakinberdifferensiasi horizon-horizon tanahberartimakintuaumurtanah,namunkelengkapanataaudifferensiasi horizon iniakanmakinberkurangataumakinbaurapabilatanahmengalamierosi(Notohadiprawiro, 1998).





III. KEADAAN UMUM LOKASI
3.1.    Letak Astronomis dan Geografis
Praktikum dilaksanakan di Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, dan titik pengamatan profil berada pada koordinat119º  28788” LS dan 05º  07658” BT.
      3.2 LetakAdministratif
Letak lokasi Teaching Farm yaitu:
-     Sebelah utara                             : Laboratorium Peternakan
-     Sebelah  selatan                         : Politeknik Negeri Ujung Pandang
-     Sebelah timur                             : Kebun Percobaan Agronomi
      -     Sebelah Barat                            : Kebun Percobaan Proteks

      3.3 Kondisi Lokasi
1.      Iklim
Keadaan iklim di lokasi pengambilan sampel profil tanah adalah trofis dengan keadaan musim yang sedang kemarau.Waktu pengambilansampeluntuktiaplapisantanah untuk dilakukan pada pagiharimenjelangsiang,pukul 09.30 WITA sampai 12.45 WITA.
2.      Topografi
Topografi lokasi pengamatan warna tanah berada pada ketinggian 10-20 meter diatas permukaan laut dan posisi fisiografisnya merupakan dataran rendah  sampai bergelombang dan profile sited nya antara 3-5%.

3. Vegetasi
Keadaan vegetasi pada daerah pengambilan profil tanah itu terdapat vegetasi yang dominan yaitu pohon pisang. Namun selain itu juga terdapat vegetasi lain, seperti pohon bambu,pohon kelapa, pohon jati dan beberapa vegatasi liar lainnya(tumpang sari).
4. Penggunaan Lahan 
     Lahandisekitar  tempat pengamatan profil tersebut digunakan sebagai lahan perkebunan dan tambak ikan, merupakantanah yang telah ditimbundandekatdenganpermukimanpenduduk.Vegetasi yang ada di daerahituberagam,mulaidaritanamansemusimhinggatanamantahunan. Sistem pengelolaan lahannya masih tradisional serta sistem pergiliran tanamannya yaitu rotasi.


IV. METODOLOGI

4.1.Tempat dan Waktu
Praktikum pengamatan profil tanah dilakukan di Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin pada hari Sabtu, 19 Oktober 2015, pukul 09.00 WITA sampai selesai, dan dilanjut pada hari Minggu, 20 Oktober 2013, pukul 08.00 WITA sampai selesai  untuk pengamatan profil tanah.

4.2. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam pengamatan profil tanah adalah, Cangkul, kamera, linggis,lub, Pisau/Cutter, papan, meteran, sekop, ring sampel.Adapun bahan yang digunkan dalam pengamatan profil tanah, yaitu:kantong plastik, spidol, kertas label, karet gelang/lakban, daftar isian profil (DIP).

4.3.    Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pelaksanaan pengamatan profil tanah adalahmenggalitanahdenganukuranpanjang 2 m, lebar 1 m dansebaiknyakedalamnnyahinggamencapailapisanbatuan. Tetapipadapraktikumdanpengamatanprofiltanah kali ini, penggaliantanahdilakukanhinggaterlihattiga horizon ataulapisantanah.Pengambilansampeluntukprofiltanahdapatdilakukandenganduacara, yaitu:
     4.3.1. Pengambilan Sampel Tanah Terganggu
Prosedur pengambilan sampel tanah terganggu sebagai berikut:
1. Mengambil tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan masing-masinglapisan yang akan diambil.
2. Masukkan kedalam kantong plastik gula yang telah diberi label.
3. Menutupkantongplastik yang berisisampeltanahdenganmenggunakanlakban.

4.3.2. Pengambilan Sampel Tanah Utuh
Prosedur pengambilan sampel tanah utuh sebagai berikut:
1. Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah) pada lapisan tanah tersebut.
2. Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
3. Mengangkat ring sampel secara hati-hati, potonglah kelebihan tanah yang ada pada permukaan dan bawah ring sampel, kemudian letakkan diatas papan.
4. Menutup ring sampel dengan plastik.
5. Sampel yang diambil tidak boleh rusak, apabila terjadi kerusakan seperti retak, maka harus mengambil ulang sampel.


V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1 : Tabel Hasil Pengamatan Profil Tanah
Parameter
Pengamatan
                            Lapisan

          I
    II
           III

Kedalaman lapisan (cm)         0 – 25              25-45                           45-75
Batasan lapisan                       Berangsur        Berangsur                    Berangsur
Topografi batasan                   Berombak        Berombak                    Berombak
 Lapisan

Tekstur                                    Liat Berdebu   Lempung debu            Lempung debu

Struktur                                   Sedang            Kasar                           Sedang

5.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan dan dibahas melalui data-data berikut:
a. Kedalaman lapisan
Lapisan I memiliki kedalaman 0-25 cm, lapisan II 25-45 cm, dan lapisan III 45-75 cm. perbedaan lapisan ini merupakan salah satu sifat fisik tanah yang terdiri dari lapisan-lapisan atau horizon. Batas suatu horizon dengan horizon lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (1983) yang menyatakan bahwa dalam pengamatan tanah dilapangan kemungkinan kita akan menjumpai adanya masing-masing kedalaman tanah yang disebabkan perbedaan horizon-horizon.
b. Batas-batas lapisan
Lapisan I hingga lapisan III memiliki beberapa batasan lapisan yang berangsur. Hal ini sesuia dengan pendapat Hardjowigeno (2007) bahwa dalam pengamatan tanah di lapangan ketajaman peralihan horizon dibedakan kedalam tiga tingkatan yaitu nyata, jelas berangsur dan baur. Lapisan I tergolong berangsur. Topografi lapisannya termasuk berombak karena terjadinya suatu pelapukan, entah itu pelapukan secara fisik ataupun secara biologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk (2007) bahwa bentuk topografi dari suatu tanah dipengaruhi oleh waktu pelapukan baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Lapisan II berangsur disebabkan karena adanya perbedaan kedalaman tanah pada tiap lapisan dalam proses pencucian. Tekstur dari lapisan ini yaitu lempung berdebu dengan strukturnya yang sedang. Pairunan dkk (1985) mengatakan bahwa struktur granular adalah struktur tanah yang sangat ideal untuk pertanian lahan kering karena struktur ini diperoleh dengan keadaan aerasi baik, kemampuan menyimpan air yang tersedia bagi tanaman yang besar, kegemburan tanah memudahkan pengolahan dan pertumbuhan akar yang optimum, serta drainase yang baik. Lapisan III memiliki tekstur lempung berdebu dikatakan demikian karena pada saat pengambilan profilnya strukturnya halus. Disamping itu, lapisan ini juga memiliki konsistensi yang tidak plastis yang dimana dari tiap lapisan tanah memiliki tingkat konsistensi yeng berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan daya lekatnya. Luckman dan Brady (1982) mengatakan bahwa daya lekat tanah bertambah besar dengan besarnya kandungan liat. Pada lapisan ini juga tidak ada karatan.


c. Topografi batas lapisan
Topografi batas lapisan I hingga lapisan III memiliki topografi yang berombak. Adanya batasan dan topografi lapisan-lapisan ini sesuai dengan pendapat Kartasaputra dan Mulyani (1987) yang menyatakan bahwa lapisan-lapisan yang terbentuk pada profil dapat dikatakan tidak selamanya tegas dan nyata tetapi kerap kali batasannya agak kabur atau berombak.
d. Warna (Munsell)
Warna pada lapisan I hingga lapisan III warna lapisannya hampir memiliki warna yang sama yaitu 10 YR 3/4, 10 YR 4/6, 10 YR 4/4. Dengan warna yang hampir sama yakni coklat kemerahan.
e. Tekstur
Tekstur pada lapisan I liat berdebu, Lapisan II ialah liat berpasir, dan lapisan III ialah liat berdebu. Penentuan tekstur tanah ini didapatkan dari hasil uji feeling di lapangan dengan memijit tanah yang dibasahi lalu dipili-pilin diantara jari-jari. Sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1987) yang menyatakan bahwa di lapangan, tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah diantara jari-jari, sambil dirasakan halus dan kasarnya yang dirasakan adanya butir-butir pasir, debu dan liat.
f. Struktur
Dalam praktek di lapangan di peroleh struktur tanah tiap lapisan agak berbeda. Pada lapisan I struktur tanah kasar sedangkan lapisan II kasar dan lapisan III sedang Menurut Hardjowigeno (1987) gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 kesimpulan.
Lapisan I mempunyai kedalaman 25 cm, memilki batasan lapisan berangsur, topografi lapisan berombak, tekstur liat berdebu, struktur sedang dan konsistensi tidak plastis.Lapisan II  mempunyai kedalaman 20 cm, memilki batasan lapisan berangsur, topografi lapisan berombak, tekstur lempung berdebu, struktur sedang dan konsistensi tidak plastis.Lapisan III mempunyai kedalam 30 cm, memilki batasan lapisan berangsur, topografi lapisan berombak, tekstur lempung berdebu, struktur sedang dan konsistensi agak plastis.

6.2 Saran
Untuk pengamatan profil selanjutnya, dalam proses penggalian jika memungkinkan gunakan alat/mesin agar lapisan tanah bisa tampak dengan jelas atau dengan bantuan banyak orang yang maksimal agar tidak memakan waktu yang lama dalam proses penggaliannya, sehingga lapisan horizon nantinya dapat ditemui sampai 4-5 horizon.







DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah.: Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga.Jakarta: PT. Mediyatama Sarana Perkasa..
Kartasaputra dan Mulyani. 1987. DasarIlmuTanah. Surabaya: Grafindo.
Kusumawati, Fitri. 2012 Mengenal Tanah Pertanian. Lampung: Universitas lampung.
Luckman Dan Brady. 1982. IlmuTanah.Jakarta: Indonesia Soil Journal
Notohadiprawiro. 1998 Dasar-dasari lmu Tanah. Malang: Jurusan Tanah   Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Pairunan,A.1985. Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur.
Gusli, Siktus. 2015. Proses Pembentuk Tanah. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Susi. 2013. Geo Tanah dan Profil Tanah. Xu
Sutanto, Racman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Heri Kurniawan

Revitalisasi perkebunan kakao Sulawesi Selatan