Rabu, 16 Desember 2020

Catatan seorang millenials planter

 

Catatan seorang millenials planter



Terkadang hidup memang seperti air yang mengalir, mengikuti gerak gravitasi membiarkan membawa kita kemana. Selama menjadi seorang mahasiswa, rajin membuat perencanaan tentang hal-hal yang ingin dilakukan pasca sarjana. Namun, begitulah kenyataannya yang memang berat. Kebutuhan hidup menuntut kita untuk mendapatkan pemenuhan ini dan itu. Sempat bekerja sebagai seorang pendamping petani di sebuah perusahaan pestisida selama tiga bulan, di akhir tahun 2019 mendaftar di perusahaan perkebunan milik negara PTPN, tahap demi tahap saya lalui hingga akhirnya lulus dan ditempatkan di satu-satunya daerah yang belum pernah saya kunjungi padahal hanya berjarak kurang lebih 4 jam dari daerah saya sendiri. Yah, saya ditempatkan di Luwu Timur. Kabupaten paling ujung Sulawesi selatan.

Pertamakali menginjakkan kaki di Bumi Batara Guru terpukau dengan jejeran kebun sawit milik negara ini, kelapa sawit yang kurang lebih berumur 2 tahun berbaris rapih dari utara ke selatan berbentuk prisma-prisma, di ujung jalan terlihat pabrik yang mengepulkan asap hasil pembakaran cangkang. tiba di penginapan milik unit PKS Luwu, disambut baik oleh karyawan dan diarahkan untuk istirahat sejenak sebelum menghadap di Manajer.

Manajer menyampaikan tentang pandangan terkait masa depan PTPN XIV khususnya Unit PKS Luwu, tentang regenerasi pimpinan, serta diajak untuk berkolaborasi memberi kemampuan paling maksimal untuk perusahaan. Sebagai orang yang berdomisili di Luwu saya cukup familiar dengan kondisi sosial masyarakat, akulturasi berbagai budaya yang sudah lama berbaur. Saya sangat senang diberikan kesempatan untuk memberi kontribusi, meskipun menjadi Asisten yang paling muda dan masih awam seputar sawit serta belum tahu kondisi dan keadaan kerja orang-orang di tempat ini. Tapi bekal keyakinan dan kebiasaan optimis dengan tantangan baru saya siap mengabdikan diri di unit PKS Luwu. Tagline SIPRO, sinergi-integritas-professional seolah menjadi tuntunan jika ingin bekerja dengan baik di PTPN.

Jobdesk awal adalah menangani limbah pabrik, membuat kajian tentang pengolahan limbah yang selama ini kurang dan bahkan belum termanfaatkan menjadi bisa berguna baik untuk keperluan perusahaan ataupun dipasarkan kepada masyarakat. Menarik bahwa upaya ini disambut baik bahkan menjadi pilot project untuk dimaksimalkan pelaksanaannya.

Masa orientasi untuk saya yang berjalan kurang lebih 4 bulan, saya banyak ikut untuk melihat kondisi beberapa kebun. Melihat bagaimana aktivitas harian yang dilakukan untuk merawat dan menjaga tanaman kelapa sawit. Tanaman produksi atau lebih umum disebut tanaman menghasilkan (TM) memang hanya berada di beberapa kebun saja dan menjadi tumpuan PKS dari produksi kebun inti, seperti diawal saya sebutkan kebun yang lain masih sementara berada diumur 2 tahun dan kemungkinan baru bisa dipanen 2-3 tahun kedepan. Saya sering bertanya dan berinteraksi baik dengan asisten, mandor, maupun karyawan yang lain untuk berdiskusi tentang kondisi kebun serta item pekerjaan apa yang dilakukan. Karyawan sangat menyambut baik dan begitulah orang lapangan senang bercerita, dari ngobrol itu saya mendapat informasi tentang cara memanen yang baik, membasmi hama, metode pemupukan, manajemen sumberdaya, dan masih banyak lagi.

Tepat tanggal 1 mei 2020, diterbitkan surat keputusan (SK) manager untuk penunjukan saya sebagai PLH asisten afdeling, tugas yang seharusnya akan saya laksanakan di tempat ini. Menggantikan asisten sebelumnya yang harus pindah ke kantor direksi saya dipercayakan menjadi asisten Afdeling Burau barat. Kebun yang tepat berada di lingkungan PKS, sehingga tidak sulit bagi saya ketika berangkat dan pulang kerja karena didepan mata saya adalah kantor dengan luas 329 Ha. Ini adalah jobdesc saya bagaimana kebun ini harus terawat, terjaga, terlindungi, subur, sehat, dan terpelihara. Intinya itu, tapi item pekerjaan sesungguhnya adalah bagaimana mengatur sumberdaya manusia yaitu karywan untuk bekerja sesuai dana yang disediakan agar tanaman nantinya bisa tumbuh dan berkembang optimal sesuai harapan.

Main activities sebagai asisten banyak berkutat dalam membuat perencanaan, Rencana Kerja anggaran perusahaan (RKAP) menjadi pegangan dasar untuk perencanaan anggaran yang dipecah beberapa triwulan, semester, bulanan, mingguan, hingga harian. Seorang asisten harus pandai mengatur biaya yang sejujurnya jika diamati lebih lanjut akan cukup kesulitan dikerja dengan biaya yang ada mempertimbangkan kondisi kebun, namun karena dituntut harus terealisasi sesuai harapan maka strategi lah yang mampu mengarahkan biaya yang minimum untuk mencapai hasil yang optimal.

Masing-masing afdeling memiliki karyawan yang terdiri dari karyawan tetap, yakni mandor dan karyawan organik ada pula karyawan kontrak (PKWT) serta karyawan harian lepas. Mengorganisasi karyawan berarti mengatur penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, mempercayakan pelaksanaan bentuk pekerjaan sehingga bisa terselesaikan dan sesuai job desc yang telah ditentukan. Asisten meskipun telah mempercayakan setiap pekerjaan, harus pula mengecek sendiri dan memberikan evaluasi baik kepada mandor  maupun karyawan.

Punishment dan reward adalah metode dalam memberi motivasi serta meningkatkan aktivitas secara prima oleh para karyawan. Reward adalah bentuk apresiasi berupa ganjaran, hadiah, atau imbalan lainnya dengan tujuan pekerja dapat lebih giat dan produktif dalam bekerja. Punishment adalah bentuk teguran dan ancaman agar karyawan mampu memperbaiki kinerja, memelihara peraturan yang telah disepakati serta memberikan pelajaran kepada yang melanggar. Kedua keputusan hal tersebut memerlukan ketegasan dan pertimbangan karena setiap keputusan yang diambil akan menimbulkan respon berbeda baik antar karyawan maupun dengan asisten. Seringkali keputusan yang sudah dianggap baik akan berbeda tanggapan jika didiskusikan dengan yang lain, maka dari itu memberikan kesempatan setiap orang menyampaikan hal yang menurutnya benar. Namun bagaimanapun seorang asisten adalah pimpinan tertinggi di kebun harus lah memperhatikan betul pertimbangan untuk mengambil keputusan, bukan kah  keputusan terbaik lahir dari pertimbangan yang matang.

Work culture adalah budaya harian yang harus diterapkan oleh setiap karyawan sebagai bentuk komitmen dan panduan bagi manajemen BUMN termasuk lingkungan PTPN untuk dapat bekerja dengan baik dan benar demi kepentingan perusahaan, bangsa, bukan kepentingan pribadi atau kelompok. Saat ini core value resmi yang harus diterapkan adalah AKHLAK BUMN (Amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, kolaboratif).

Bekerja sepenuh hati dan memberikan yang terbaik untuk PTPN serta terus berupaya ikhlas sepenuh hati, sadar akan tantangan yang setiap hari terus menghampiri namun berusaha  menjadi problem solving yang kompeten. Saya mengingat kata-kata awal direktur saat wawancara recruitment bahwa masuknya saya disini adalah karena dipercaya mampu memberi nafas yang lebih panjang untuk PTPN XIV, kita  tahu kondisi perusaahan sedang berada dalam kondisi jauh dari kata stabil tapi bagaimanapun ini adalah aset milik negara dan harus dibawah ke arah yang lebih baik. Sehingga nantinya setiap unit dengan komoditasnya memberi produksi yang sesuai harapan mampu memaksimalkan potensi yang ada hingga menyelesaikan masalah yang ada dalam badan PTPN XIV.

 

Besar harapan kita adalah pemegang estafet yang akan membawa perusahaan ini berlari lebih kencang dan jauh.

 

 

 

 

Heri Kurniawan

Revitalisasi perkebunan kakao Sulawesi Selatan