Catatan seorang millenials planter
Terkadang hidup
memang seperti air yang mengalir, mengikuti gerak gravitasi membiarkan membawa
kita kemana. Selama menjadi seorang mahasiswa, rajin membuat perencanaan
tentang hal-hal yang ingin dilakukan pasca sarjana. Namun, begitulah kenyataannya
yang memang berat. Kebutuhan hidup menuntut kita untuk mendapatkan pemenuhan
ini dan itu. Sempat bekerja sebagai seorang pendamping petani di sebuah
perusahaan pestisida selama tiga bulan, di akhir tahun 2019 mendaftar di
perusahaan perkebunan milik negara PTPN, tahap demi tahap saya lalui hingga
akhirnya lulus dan ditempatkan di satu-satunya daerah yang belum pernah saya
kunjungi padahal hanya berjarak kurang lebih 4 jam dari daerah saya sendiri.
Yah, saya ditempatkan di Luwu Timur. Kabupaten paling ujung Sulawesi selatan.
Pertamakali
menginjakkan kaki di Bumi Batara Guru terpukau dengan jejeran kebun sawit milik
negara ini, kelapa sawit yang kurang lebih berumur 2 tahun berbaris rapih dari
utara ke selatan berbentuk prisma-prisma, di ujung jalan terlihat pabrik yang
mengepulkan asap hasil pembakaran cangkang. tiba di penginapan milik unit PKS
Luwu, disambut baik oleh karyawan dan diarahkan untuk istirahat sejenak sebelum
menghadap di Manajer.
Manajer
menyampaikan tentang pandangan terkait masa depan PTPN XIV khususnya Unit PKS
Luwu, tentang regenerasi pimpinan, serta diajak untuk berkolaborasi memberi
kemampuan paling maksimal untuk perusahaan. Sebagai orang yang berdomisili di
Luwu saya cukup familiar dengan kondisi sosial masyarakat, akulturasi berbagai
budaya yang sudah lama berbaur. Saya sangat senang diberikan kesempatan untuk
memberi kontribusi, meskipun menjadi Asisten yang paling muda dan masih awam
seputar sawit serta belum tahu kondisi dan keadaan kerja orang-orang di tempat
ini. Tapi bekal keyakinan dan kebiasaan optimis dengan tantangan baru saya siap
mengabdikan diri di unit PKS Luwu. Tagline SIPRO,
sinergi-integritas-professional seolah menjadi tuntunan jika ingin bekerja
dengan baik di PTPN.
Jobdesk awal
adalah menangani limbah pabrik, membuat kajian tentang pengolahan limbah yang
selama ini kurang dan bahkan belum termanfaatkan menjadi bisa berguna baik
untuk keperluan perusahaan ataupun dipasarkan kepada masyarakat. Menarik bahwa
upaya ini disambut baik bahkan menjadi pilot project untuk dimaksimalkan pelaksanaannya.
Masa orientasi untuk saya yang berjalan kurang lebih 4 bulan, saya banyak ikut untuk melihat kondisi beberapa kebun. Melihat bagaimana aktivitas harian yang dilakukan untuk merawat dan menjaga tanaman kelapa sawit. Tanaman produksi atau lebih umum disebut tanaman menghasilkan (TM) memang hanya berada di beberapa kebun saja dan menjadi tumpuan PKS dari produksi kebun inti, seperti diawal saya sebutkan kebun yang lain masih sementara berada diumur 2 tahun dan kemungkinan baru bisa dipanen 2-3 tahun kedepan. Saya sering bertanya dan berinteraksi baik dengan asisten, mandor, maupun karyawan yang lain untuk berdiskusi tentang kondisi kebun serta item pekerjaan apa yang dilakukan. Karyawan sangat menyambut baik dan begitulah orang lapangan senang bercerita, dari ngobrol itu saya mendapat informasi tentang cara memanen yang baik, membasmi hama, metode pemupukan, manajemen sumberdaya, dan masih banyak lagi.
Tepat tanggal 1
mei 2020, diterbitkan surat keputusan (SK) manager untuk penunjukan saya sebagai
PLH asisten afdeling, tugas yang seharusnya akan saya laksanakan di tempat ini.
Menggantikan asisten sebelumnya yang harus pindah ke kantor direksi saya
dipercayakan menjadi asisten Afdeling Burau barat. Kebun yang tepat berada di
lingkungan PKS, sehingga tidak sulit bagi saya ketika berangkat dan pulang
kerja karena didepan mata saya adalah kantor dengan luas 329 Ha. Ini adalah
jobdesc saya bagaimana kebun ini harus terawat, terjaga, terlindungi, subur,
sehat, dan terpelihara. Intinya itu, tapi item pekerjaan sesungguhnya adalah
bagaimana mengatur sumberdaya manusia yaitu karywan untuk bekerja sesuai dana
yang disediakan agar tanaman nantinya bisa tumbuh dan berkembang optimal sesuai
harapan.
Main activities
sebagai asisten banyak berkutat dalam membuat perencanaan, Rencana Kerja
anggaran perusahaan (RKAP) menjadi pegangan dasar untuk perencanaan anggaran
yang dipecah beberapa triwulan, semester, bulanan, mingguan, hingga harian.
Seorang asisten harus pandai mengatur biaya yang sejujurnya jika diamati lebih
lanjut akan cukup kesulitan dikerja dengan biaya yang ada mempertimbangkan
kondisi kebun, namun karena dituntut harus terealisasi sesuai harapan maka
strategi lah yang mampu mengarahkan biaya yang minimum untuk mencapai hasil
yang optimal.
Masing-masing
afdeling memiliki karyawan yang terdiri dari karyawan tetap, yakni mandor dan
karyawan organik ada pula karyawan kontrak (PKWT) serta karyawan harian lepas.
Mengorganisasi karyawan berarti mengatur penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam
setiap tugas yang spesifik, mempercayakan pelaksanaan bentuk pekerjaan
sehingga bisa terselesaikan dan sesuai job desc yang telah ditentukan. Asisten
meskipun telah mempercayakan setiap pekerjaan, harus pula mengecek sendiri dan
memberikan evaluasi baik kepada mandor maupun
karyawan.
Punishment dan
reward adalah metode dalam memberi motivasi serta meningkatkan aktivitas secara
prima oleh para karyawan. Reward adalah bentuk apresiasi berupa ganjaran,
hadiah, atau imbalan lainnya dengan tujuan pekerja dapat lebih giat dan
produktif dalam bekerja. Punishment adalah bentuk teguran dan ancaman agar karyawan
mampu memperbaiki kinerja, memelihara peraturan yang telah disepakati serta
memberikan pelajaran kepada yang melanggar. Kedua keputusan hal tersebut
memerlukan ketegasan dan pertimbangan karena setiap keputusan yang diambil akan
menimbulkan respon berbeda baik antar karyawan maupun dengan asisten. Seringkali
keputusan yang sudah dianggap baik akan berbeda tanggapan jika didiskusikan
dengan yang lain, maka dari itu memberikan kesempatan setiap orang menyampaikan
hal yang menurutnya benar. Namun bagaimanapun seorang asisten adalah pimpinan
tertinggi di kebun harus lah memperhatikan betul pertimbangan untuk mengambil
keputusan, bukan kah keputusan terbaik lahir
dari pertimbangan yang matang.
Work culture
adalah budaya harian yang harus diterapkan oleh setiap karyawan sebagai bentuk
komitmen dan panduan bagi manajemen BUMN termasuk lingkungan PTPN untuk dapat
bekerja dengan baik dan benar demi kepentingan perusahaan, bangsa, bukan
kepentingan pribadi atau kelompok. Saat ini core value resmi yang harus
diterapkan adalah AKHLAK BUMN (Amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif,
kolaboratif).
Bekerja sepenuh
hati dan memberikan yang terbaik untuk PTPN serta terus berupaya ikhlas sepenuh
hati, sadar akan tantangan yang setiap hari terus menghampiri namun
berusaha menjadi problem solving yang
kompeten. Saya mengingat kata-kata awal direktur saat wawancara recruitment
bahwa masuknya saya disini adalah karena dipercaya mampu memberi nafas yang
lebih panjang untuk PTPN XIV, kita tahu
kondisi perusaahan sedang berada dalam kondisi jauh dari kata stabil tapi bagaimanapun
ini adalah aset milik negara dan harus dibawah ke arah yang lebih baik. Sehingga
nantinya setiap unit dengan komoditasnya memberi produksi yang sesuai harapan
mampu memaksimalkan potensi yang ada hingga menyelesaikan masalah yang ada
dalam badan PTPN XIV.
Besar harapan kita
adalah pemegang estafet yang akan membawa perusahaan ini berlari lebih kencang
dan jauh.