Belajar Budaya Luar Melalui Sosial Media
Libur kuliah kali
ini bertepatan dengan momen libur lebaran di mana ada kesempatan cuti selama 3
pekan di kampung, saya manfaatkan dengan sederet aktivitas mulai dari rencana
khatam Qur’an, panen di kebun,
mengunjungi keluarga, puasa syawal, dan menulis. Meski aktivitas cukup padat
satu persatu rencana tersebut saya laksanakan dan berjalan lancar. Namun tiba
pada rencana untuk membuat tulisan, bingung belum ada rencana akan membuat
tulisan seperti apa dan bentuknya bagaimana. Tiba-tiba di sore hari saat
menunggu berbuka puasa di televisi ada acara mengenai ragam tradisi dan budaya
dari berbagai belahan dunia mengenai aktivitas Ramadhan di berbagai negara,
mulai yang memang memiliki mayoritas muslim hingga negara yang minoritas bahkan
negara yang tengah dilanda konflik. Tak putus akal tiba-tiba sebuah ide muncul untuk menuliskan
cerita dari berbagai orang di berbagai belahan dunia dengan mengetahui sendiri
dari cerita mereka tentang perayaan hari raya idul fitri kali ini caranya
adalah dengan memanfaatkan media sosial yakni dengan menghubunginya langsung
baik melalui facebook, Messenger, dan Instagram.
Satu persatu saya
mencari akun seseorang yang mungkin bisa berbagi cerita hari raya di negaranya
masing-masing, cukup banyak yang menanggapi namun tak sedikit pula yang
mengabaikan pesan saya dan ingin berbagi cerita mungkin disangkanya saya
hanyalah orang yang ingin mencari kenalan dan berbasa basi dengan mengajak
ngobrol. Untunglah diantara banyaknya
orang yang saya ajak chating ada
beberapa yang justru sangat aktif menanggapi setiap pertanyaan saya meskipun
dengan bahasa inggris yang pas-pasan dan terbata-bata juga dengan berbekal
bahasa melayu dari kartun upin dan ipin. Saya beruntung bisa mendapatkan teman
dunia maya yang sangat baik mereka berasal dari berbagai negara mereka
diantaranya dalah Madihah Mapa seorang mahasiswi dari Prince of Songkla
University, Thailand namun saat ini dia tengah mengikuti program pertukaran
pelajar di universitas kebangsaan Malaysia ia menceritakan pengalaman
pertamanya berada di luar negeri melaksanakan bulan ramadhan jauh dari
keluarganya di Pattani, meskipun ia keturunan melayu namun ada sedikit rasa
canggung berada di negeri jiran tersebut apalagi ia terbiasa menggunakan bahasa
. Ia berlebaran di Johor bersama mahasiswa pertukaran pelajar lain, ia
bercerita tentang banyak masakan yang ia santap sangat nikmat dan merupakan
masakan khas masyarakat melayu. Ia juga memposting beberapa gambar aktivitasnya
di sana saat makan bersama saat dikunjungi oleh kawan-kawannya dan saat ia
berkeliling menikmati indahnya kota Johor.
Lain lagi dengan Amira Uzma yahya seorang gadis muda
dari sabah, Malaysia. Percakapan dengannya cukup menarik, bukan hanya saya yang
selalu bertanya namun umpan balik darinya cukup sering pula ia juga cukup
tertarik tentang Indonesia dengan berbagai pertanyaannya yang satu persatu saya
jawab. Kembali ke Amira, ia menceritakan bagaimana ramainya toko ia menyebutnya
kedai ia berbelanja keperluan lebaran disana bersama keluarganya. Saat lebaran
tiba ia membagikan gambar bersama abang-abangnya dengan pakaian khas melayu
yang seragam. ia juga memberi keterangan satu persatu makanan yang ia bagikan
seperti ketupat, rendang, ayam masak lengkuas, dan kelupis yang merupakan
masakan tradisional sabah-brunei, dan tidak lupa burasa. Yah burasa katanya
disana banyak orang bugis jadi sudah biasa orang melayu buat burasa untuk
makanan hari raya.
Berbeda dengan
Mukesh Meghwar seorang sarjana muda Matematika dari University of Sindh ,
Pakistan. Ia seorang penganut Hindu namun ia juga turut senang dengan perayaan
hari raya Lebaran disana dengan ucapan selamat hari raya menggunakan bahasa pakistan
“Eid Mobarh Bhae”.
Adapula Jazaiym
Jumabekovna, ia juga seorang sarjana dari Osh State University,faculty foreign
Languanges, di Kyrgyztan. Dia adalah seorang muslimah yang cantik ditambah
dengan hijab yang ia gunakan di profil picture yang ia gunakan. Cukup lama ia
membalas `setiap pertanyaan yang saya ajukan mungkin karena bahasa inggris saya
yang kurang baik atau mungkin ia punya kesibukan yang lain, namun ia
menjelaskan sedikit bahwa mereka biasanya makan bersama dan saling mengunjungi
Cerita mengejutkan
dari Ah Mey dari Kamboja ia menceritakan bahwa ia tahu ada muslim di kamboja
namun tidak dibiarkan untuk melaksanakan perayaan hari raya lebaran. Konflik
antar agama ditakutkan akan kembali memanas jika orang muslim yang minoritas
disana melakukan perayaan.
Adapula Yiwen Gong
dari China ia baru saja lulus dari Dalian University of Technology, ia adalah seorang sarjana Ilmu
Komputer. Karena saya tahu ia tidak merayakan lebaran maka saya lebih banyak
bertanya mengenai China dan kehidupan mahasiswa disana.
Senang sekali
memiliki banyak kenalan dari berbagai suku-bangsa yang berbeda, banyak
pengetahuan baru dari negara asal mereka yang sangat jauh dari budaya
keseharian sebagai warga Indonesia. Tentu saja hal ini membuat rasa ingin tahu
semakin besar dan terpacu suatu saat dapat menginjakkan kaki langsung di tanah
kelahiran teman online saya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar