Sabtu, 02 November 2019

Permasalahan Sungai di Indonesia

https://travel.detik.com

PERMASALAHAN SUNGAI DI INDONESIA
Di dalam Pasal 15 Undang Undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dijelaskan bahwa wewenang dan tanggung jawab menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai lintas kabupaten dan kota berada di tangan pemerintah provinsi Dinas Pengelola Sumber Daya Air (DPSDA) setempat. Pengelolaan sumber daya air secara terpadu, khususnya untuk pertanian, perlu menggunakan pendekatan watershed management yang menjangkau cakupan DAS mulai dari bagian hulu hingga bagian hilir.
Permasalahan aktual yang saat ini dihadapi seperti perubahan fungsi lahan di kawasan hulu DAS, yakni dari hutan menjadi lahan pertanian budi daya. Hal ini mengakibatkan berkurangnya fungsi resapan air, meningkatnya perbedaan debit maksimum-minimum, erosi, dan juga sedimentasi. Tapi permasalahan yang lebih mendasar belum melembaganya pengelolaan sungai secara terpadu yang mestinya tertuang dalam pola tata ruang yang disepakati.
Air sebagai sumber daya yang penting bagi kehidupan semakin diperebutkan oleh berbagai kelompok pengguna. Kerawanan sumber daya air mewujud pada ketimpangan antara ketersediaan yang semakin tidak sepadan dengan kebutuhan. Persoalan ini terjadi pada sisi mutu, temporal,maupun spasial. Apa yang kita hadapi saat ini adalah implikasi dari lemahnya pengelolaan sumberdaya air. Ketidaksepadanan pengelolaan hulu dan hilir sungai telah menyebabkan kemunduran kondisi daerah aliran sungai (DAS).
Permaslahan – permasalahan sungai
1.      Pencemaran sungai
Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai yang disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Dampak pencemaran sungai
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.
2.  Erosi
Erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yang berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah. Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya semakin diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi merupakan karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah. Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya merupakan sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat erosi yang tinggi. Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan tanah juga mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan es.
3.  pendangkalan atau sedimentasi
Secara umum, pendangkalan sungai dapat terjadi karena adanya pengendapan partikel padatan yang terbawa oleh arus sungai, seperti di kelokan sungai (meander), waduk atau dam, ataupun muara sungai. Partikel ini bisa berupa padatan besar, seperti sampah, ranting, dan lainnya. Namun, sumber utama partikel ini biasanya berupa partikel tanah sebagai akibat dari erosi yang berlebihan di daerah hulu sungai. Air hujan akan membawa dan menggerus tanah subur di permukaan dan melarutkannya yang kemudian akan terbawa ke sungai. Proses transportasi partikel semacam ini disebut sebagai suspensi. Hasil partikel yang terbawa ini biasanya akan berupa lumpur tanah dan kemudian tersedimentasi di dasar sungai.
4. Alih Fungsi Bantaran Sungai
Di kawasan perkotaan, kebutuhan akan tempat tinggal menjadi sebuah hal yang sangat sulit untuk diperoleh, selain karena harga yang mahal ketersediaan lahan juga menjadi permasalahan yang masih sulit untuk dipenuhi. Akibat hal tersebut masyarakat yang memiliki kemampuan kecil dan tidak sanggup memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal, sehingga pilihan mendirikan tempat tinggal di bantaran sungai menjadi satu-satunya pilihan karena tidak perlu membeli dan untuk mendirikannya tidak terlalu sulit. Padahal mendirikan bangunan, di pinggiran sungai memiliki resiko yang cukup besar selain membuat sungai menjadi sempit dan dangkal juga dapat membahayakan ketika air meluap yang dapat menyebabkan banjir, dari segi estetika pemandangan hunian bantaran sungai menyebabkan pandangan kurang enak karena identik dengan kekumuhan, tercemar, dan kurang sehat.
Penyebab Degradasi Kondisi Das
1.      Keadaan alam geomorfologi (geologi, tanah, dan topografi) yang rentan terjadi erosi, banjir, tanah longsor dan kekeringan (kemampuan lahan/daya dukung wilayah)
2.      Iklim/curah hujan tinggi yang potensial  menimbulkan daya merusak lahan/ tanah (erosivitas tinggi)
3.      Aktivitas manusia ( Penebangan hutan ilegal/pencurian kayu hutan, Kebakaran hutan, Perambahan hutan, Eksploitasi hutan dan lahan berlebihan ( HPH, tambang,kebun, industri,  permukiman, jalan, pertanian dll.), Penggunaan / pemanfaatan lahan tidak menerapkan kaidah konservasi tanah dan  air)

Referensi
http://www.bpdas-pemalijratun.net/index.php/12-referensi/pengelolaan-das/50-permasalahan-pengelolaan-das
http://www.bimbie.com/masalah-sungai.htm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Heri Kurniawan

Revitalisasi perkebunan kakao Sulawesi Selatan