“Bangsa yang dapat berdiri dengan kakinya
sendiri merupakan bangsa yang besar. Bangsa yang besar salah satunya dapat
dilihat dari tersedianya pangan untuk rakyatnya” A. Amran
Sulaiman, Menteri Pertanian Republik Indonesia.
Pendahuluan
Pertanian merupakan sektor paling penting
dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pertanian berperan strategis bagi kehidupan
bangsa. Kondisi yang ini secara keseluruhan tidak dapat digantikan oleh sektor
lainnya. pertanian memberikan sumbangan sekitar 14,72% terhadap PDB. Proses dan
dinamika pertanian juga mampu menghasilkan US $ 43,37 M devisa Negara. Kondisi
ini menggambarkan bahwa sektor pertanian memiliki peran signifikan dalam
perekonomian nasional.
Peran strategis pertanian memberikan
sinyal bahwa peran-peran penting tersebut tidak dapat digantikan oleh sektor
lainnya. Ketetapan tersebut, tentu dapat diupayakan apabila kondisi atau faktor-faktor
penyokong tersebut antara lain adalah SDM pertanian sebagai kelompok pengelola
dari “organisasi” pertanian. Isu-isu terkait pangan pada masa depan akan
menjadi isu penting dan masuk dalam ranah yang berpotensi menjadi sumber
konflik. Kondisi ini didasarkan pada fakta bahwa ketersediaan pangan dan jumlah
kebutuhan terhadap pangan tidaklah sebanding. Dalam konteks ketersediaan pangan
aspek aspek terhadap kemampuan produksi dianggap lemah, sedangkan kebutuhan
pasokan atau permintaan dari waktu ke waktu terus meningkat.
Salah satu faktor penting bagi upaya Indonesia
mewujudkan program ketahanan pangan, adalah program pemerintah untuk menyiapkan
SDM yang memenuhi standar kebutuhan sektor pertanian. SDM yang tepat yang
dibutuhkan adalah sesuai dengan kebutuhan dalam rangka memenuhi upaya-upaya
yang dapat dilakukan dalam memenuhi ekspektasi daya saing yang tepat. Dalam
konteks ini para pelaku atau SDM yang tepat sangat diharapkan dapat
melaksanakan kegiatan pertanian yang sesuai. SDM pertanian yang tangguh, akan
memberikan peran yang sesuai dengan kondisi persaiangan saat ini. SDM yang memiliki
kompetensi tentu memberikan kontribusi pada kemajuan usaha tani. Kesiapan,
kualifikasi dan kompetensi yang memadai sebagai SDM usaha tani akan
berontribusi dalam produktivitas, daya adaptasi dan keberlanjutan usahatani.
Apabila kondisi atau situasi peran SDM pertanian dapat diselenggarakan, maka
berdampak pada signifi kan dalam memfasilitasi upaya mewujudkan ketahanan
pangan.
Pembangunan pertanian di Indonesia
mempunyai peranan sangat penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang
besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar,
besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang
menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan
masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian
Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar
dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Pembangunan
pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus
pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang
sentralistik.
Subsektor
Tanaman Pangan terlihat mendominasi usaha pertanian di Indonesia. Sensus
Pertanian tahun 2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian
terbanyak di Indonesia adalah di Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor
Peternakan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah
sebanyak 17,73 juta rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian
Subsektor Peternakan adalah sebanyak 12,97 juta rumah tangga. Apabila
dilihat dari perspektif kepentinganngannya pada jumlah tenaga kerja, maka
pertanian menyerap sekiar 33,32% total tenaga kerja. Kondisi lainnya adalah
bahwa pada rumah tangga pedesaan bergantung sekitar 70% dari sektor pertanian
sebagai sumber utama pendapatan. Dalam konteks ketenagakerjaan, maka pertanian
memiliki peran vital dalam menutup lubang pengangguran terbuka yang semakin
besar. Kondisi tersebut memberikan klarifikasi bahwa pertanian menjadi faktor
penutup bagi potensi pengangguran yang ada. Terdapat fakta bahwa pertanian
adalah suatu keniscayaan bagi keberlanjutan kehidupan manusia, dalam konteks
penyediaan pangan.
Sisi lain
pertanian adalah sektor ini memiliki peran yang penting dalam upaya mencegah
atau menyelesaikan masalah lingkungan. Sebagai bidang yang bersandar dari
proses alamiah sebagaimana yang diungkapkan oleh Bappenas, maka pertanian
memiliki peran dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 8 juta ton.
Peran terhadap upaya menjaga kelestarian amat vital di tengah semakin
meningkatnya persoalan-persoalan lingkungan dewasa ini.
Sumber daya
manusia petani Indonesia masih kurang mutunya. Hal ini menyebabkan kemajuan bidang pertanian seakan tersendat
bahkan tampak seperti jalan di tempat. Karena itu adalah kurang bijaksana kalau pada saat ini petani diajukan
untuk berkompetisi dengan dengan petani negara lain yang lebih siap SDM-nya.
Globalisasi memang tidak dapat dihindari namun perlu dinegosiasikan menurut
kesiapan petani untuk menghadapinya. Untuk itu pemerintah harus lebih berpihak
kepada para petani sehingga dalam kompetisi global nantinya tidak mejadi korban
dalam persaingan tersebut. Untuk itu sangat diperlukan waktu untuk meng-upgrade petani dengan pendidikan,
pelatihan, dan penyuluhan di segala bidang. Menurut mantan menteri pertanian
Suwono dalam harian Kompas pemerintah
berupaya meningkatkan kualitas SDM setiap sektor pertanian dengan fokus pada peningkatan
kemampuan penguasaan teknologi, kewirausahaan, dan manajemen usaha tani melalui
sistem pendidikan dan pendampingan. Perubahan mind-set dengan pendidikan merupakan langkah yang harus dilakukan
secara sistematik, fokus perubahan mind-set tersebut perlu ditujukan kepada
para pengambil keputusan dan generasi mendatang.
Paradigma
Pertanian untuk Pembangunan (Agriculture for
Development) yang menyatakan rencana pembangunan perekonomian nasional
disusun dan dilaksanakan berdasarkan tahapan pembangunan pertanian yang lebih
rasional. Dalam hal ini sektor pertanian dijadikan sebagai motor penggerak
transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh dengan cakupan
transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan
tatakelola pembangunan. Paradigma pembangunan pertanian diperlukan mengingat
sektor pertanian perlu didukung oleh berbagai sektor dan pendekatan pembangunan
karena isu-isu pertanian memiliki skala kepentingan yang luas dan tinggi.
Sektor pertanian memerlukan keberpihakan yang tinggi karena sektor ini adalah
leading sektor untuk ketahanan pangan, bersifat multifungsi termasuk
menyelesaikan persoalanpersoalan lingkungan dan sosial (kemiskinan, keadilan,
dan lain-lain). Penempatan kedudukan yang tepat sektor pertanian dalam
pembangunan nasional merupakan kunci utama keberhasilan dalam mewujudkan Indonesia yang Bermartabat, Mandiri, Maju, Adil
Dan Makmur.
Keberdayaan petani
juga hanya dapat dilakukan bila para petani tidak secara terus menerus
menampung tenaga kerja yang saat ini berlebih, jumlah petani yang berlebih
menjadi salah satu masalah, sehingga usaha pengurangan tenaga pertanian harus
menjadi agenda bersama untuk memberdayakan petani, dan dikaitkan dengan
strategi industralisasi serta kebijakan di luar pertanian. Peningktan daya
saing produk menjadi keharusan melalui efisiensi, produktifitas, mutu, dan
layanan kepada SDM pertanian pengembangan agroindustri pedesaan ini juga
menjadi bagian dari pemberdayaan petani, termasuk memberi kesempatan kerja dan
berusaha di luar pertanian yang lebih mudah dimasuki tenaga kerja pertanian
seperti yang dikemukakan para ahli bahwa kinerja daya saing di akhir
membutuhkan pendekatan kesisteman, dalam hal ini aktivitas agroindustri dan agroservice akan sangat menentukan
kemampuan pertanian memenuhi dinamika kebutuhan konsumen.
Kesimpulan
Regenerasi SDM
pertanian merupakan usaha membangkitkan semangat agriculture proudness yakni semangat dan jiwa yang mengarah pada
kecintaan terhadap pertanian dan profesi petani. Hal tersebut dapat dilakukan
sejak dini dari setiap pendidikan mulai dari jenjang sekolah hingga perguruan
tinggi. Sistem pendidikan pertanian harus mampu menghasilkan generasi pertanian
yang mempunyai keunggulan karakter dalam bertindak, terutama karakter yang
responsif terhadap fenomena sosial pertanian yang sedang berkembang di
masyarakat petani. Dengan bekal karakter yang responsif maka generasi penerus
tersebut harus mampu menindak lanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh
masyarakat petani. Sehingga cita-cita mewujudkan sumber daya manusia pertanian yang
unggul dapat tercapai dalam beberapa tahun kedepan.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Laporan
Hasil Sensus Pertanian 2013 (Pencacahan Lengkap).
Badan Pusat statistik nasional. Jakarta.
Bappenas,
2009. Grand Strategi Keamanan Nasional.
Bppenas, Jakarta.
Kompas.
2009. Daya Saing SDM Pertanian Indonesia pada Era MEA
http://tabloidsinartani.com/content/read/daya-saing-sdm-pertanian-indonesia-pada-era-mea/. Diakses pada hari
selasa 21 februari 2017.
Krisnamurthi, Bayu. 2006. Revitalisasi Pertanian Dan Dialog Peradaban
: Revitalisasi Pertanian Sebuah Konsekuensi Sejarah Dan Tuntunan Masa Depan.
Jakarta: Kompas.
Luckey,
AN., TP. Murphrey, RL. Cummins. 2013. Assessing Youth Perceptions and
Knowledge of Agriculture: The Impact of Participating in an AgVenture Program.
Journal of Extention (JoE). Volume 51, Number 3: 2. Diakses pada 2 Maret
2009) dari www.joe.org.
Simatupang, P., 2013. Industralisasi Pertanian Sebagai Strategi Pertanian Dan Pembangunan
Pertanian Dalam Era Globalisasi, Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama, Pusat
Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan litbang, dep. Pertanian, Bogor.
Sumeru
Ashari. 2006. Revitalisasi Pertanian Dan
Dialog Peradaban : Peran Pendidikan Dalam Revitalisasi Pertanian. Jakarta:
Kompas.